khususnyadi Universitas Ahmad Dahlan agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan portal web. Adapun manfaat yang didapat dalam melaksanakan Kerja Praktek ini antara lain : 1. Bagi Instansi : a. Menjadi Informasi sumber daya manusia yang unggul. b. Mempertimbangkan tolak ukur hasil analisis yang didapat dari penulis.
Apa Yang Dimaksud Dengan Pure Art from itu Pure Art?Pure Art adalah sebuah karya seni yang diciptakan oleh seorang seniman dimana ia tidak mengikuti aturan-aturan tertentu. Seni yang diciptakan ini bersifat bebas dan tidak terikat dengan peraturan ataupun norma-norma tertentu. Seni yang diciptakan ini juga tidak memiliki maksud atau tujuan tertentu, namun sebagai sebuah bentuk ekspresi seni yang berasal dari hati dan jiwa seniman. Sebagian orang menyebut Pure Art sebagai seni yang berasal dari dalam jiwa Pure Art Berbeda dengan Seni Tradisional?Pure Art berbeda dengan seni tradisional karena seni tradisional lebih terikat dengan aturan-aturan tertentu dari sebuah budaya tertentu. Seni tradisional juga memiliki tujuan dan maksud tertentu, sedangkan Pure Art menjadi sebuah bentuk ekspresi seni yang berasal dari jiwa yang Membedakan Pure Art dengan Seni Kontemporer?Pure Art berbeda dengan seni kontemporer karena seni kontemporer lebih bersifat teknis dan teoritis, sedangkan Pure Art lebih bersifat ekspresif dan bebas. Seni kontemporer juga memiliki tujuan dan maksud tertentu yang lebih spesifik, sementara Pure Art tidak memiliki tujuan tertentu, melainkan hanya sebagai bentuk ekspresi seni dari jiwa Manfaat Pure Art bagi Seniman?Pure Art sangat bermanfaat bagi seniman karena memberi mereka kesempatan untuk mengekspresikan ide-ide mereka dan mengungkapkan perasaan mereka secara bebas. Dengan Pure Art, seniman dapat mengekspresikan perasaan mereka lebih jauh dan lebih dalam. Pure Art juga dapat memberi seniman kesempatan untuk bereksperimen dan mengembangkan keterampilan seni Pure Art Sebagai Ekspresi Dari Jiwa Seniman"Pure Art adalah karya seni yang diciptakan oleh seorang seniman dimana ia tidak mengikuti aturan-aturan tertentu. Seni yang diciptakan ini bersifat bebas dan tidak terikat dengan peraturan ataupun norma-norma tertentu. Seni yang diciptakan ini juga tidak memiliki maksud atau tujuan tertentu, namun sebagai sebuah bentuk ekspresi seni yang berasal dari hati dan jiwa seniman." Sumber "The Art of Pure Expression" oleh Stewart, diakses dari Art adalah bentuk seni yang diciptakan oleh seorang seniman dimana ia tidak mengikuti aturan-aturan tertentu. Pure Art berbeda dengan seni tradisional dan seni kontemporer karena lebih bersifat bebas dan ekspresif. Pure Art sangat bermanfaat bagi seniman karena memberi mereka kesempatan untuk mengekspresikan ide-ide mereka dan mengungkapkan perasaan mereka secara bebas. Pure Art juga dapat memberi seniman kesempatan untuk bereksperimen dan mengembangkan keterampilan seni mereka. PesaingArt Van, Mattress Firm Holdings yang berbasis di Houston, memasuki kebangkrutan Bab 11 setelah pesta aisi yang menumbuhkan jejaknya menjadi 3.230 etalase dan 10.000 karyawan. Pengecer kasur menggelembungkan pendapatan menjadi $3,4 miliar pada 2018 dari hanya $432,3 juta pada 2009, tetapi mengeluarkan uang selama bertahun-tahun.
Pure Art adalah jawaban Pure Art disebut juga seni rupa murni atau Fine Art. Adalah jenis karya seni yang hanya mempunyai fungsi ekspresi. Karya seni jenis ini diciptakan khusus dengan tujuan untuk dinikmati unsur artistik serta estetiknya. Contohnya seni lukis, seni patung dan lain lain. Pembahasan Jika dilihat dari fungsinya maka karya seni 3 dimensi akan dibagi menjadi dua kelompok yakni ❉ Applied Art, disebut juga seni rupa terapan. Adalah jenis karya seni rupa yang tak sekedar mempunyai nilai keindahan tetapi juga memiliki fungsi pakai dalam kehidupan. Contoh seni rupa terapan adalah batik, rumah adat dan lain lain. ❉ Pure Art, disebut juga seni rupa murni atau Fine Art. Adalah jenis karya seni yang hanya mempunyai fungsi ekspresi. Karya seni jenis ini diciptakan khusus dengan tujuan untuk dinikmati unsur artistik serta estetiknya. Contohnya seni lukis, seni patung dan lain lain. Pertanyaan Berikutnya Sebutkan contoh gerak lurus berubah beraturan dipercepat GLBB dipercepat dan contoh gerak lurus beraturan diperlambat GLBB diperlambat !
mengetahuiterlebih dahulu apa yang dimaksud dengan pemasaran. Definisi formal yang ditawarkan America Marketing Association (AMA) yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2016:27) sebagai berikut : “Marketing is the activity, set of institutions, and processes for creating, communicating, delivering, and exchanging offerings that have value for
Daftar isi1 Apa itu desain art deco?2 Apa itu desain Art and Craft?3 Jelaskan apa yang dimaksud dengan pure art dan applied art serta berikan contohnya?4 Gerakan seni apa yang diklaim sebagai anti seni? Pengertian Arsitektur Art Deco adalah sebuah gaya desain arsitektur yang bersifat dekoratif modern. Terdapat aliran Kubisme, Futurisme, dan Konstruktivisme serta mengambil ide desain dari Mesir, Siria dan Persia pada gaya art deco. Art Deco tahun berapa? Kata Art Deco sendiri mulai muncul dari tahun 1925 di sebuah konferensi l’Exposition Internationale des Arts Decoratifs Industriels et Modernes yang diadakan di Paris, Art Deco termasuk terminologi yang baru pada saat itu, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966 dalam sebuah katalog yang diterbitkan … Apa perbedaan gaya arsitektur Art Nouveau dan Art Deco? Tujuan dari art nouveau adalah mendekatkan seni terapan dengan seni murni, sehingga kawin dan melahirkan seni dekoratif. Sementara art Deco yang hadir menggantikan trend Art Nouveau lebih bersifat modern dan mewah. Art Deco suka dengan struktur-struktur tegas yang kokoh dan simetris. Apa itu desain Art and Craft? Gerakan seni dan kriya atau lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai art and craft movement adalah suatu gerakan pada akhir masa revolusi industri yang mementingkan komitmen kerja dan keindahan. Dimanakah art nouveau pertama kali muncul bagaimana gaya yang dimiliki oleh aliran seni tersebut? Art Nouveau adalah gerakan seni dekoratif dan arsitektur yang lahir dan berpusat di Eropa Barat. Gerakan ini dimulai pada tahun 1880an sebagai reaksi menentang penekanan sejarah pada karya-karya seni pertengahan abad ke-19. Bagaimana ciri ciri utama yang membentuk gaya seni art deco jelaskan *? Selain garis melengkung, ciri khas lain dari gaya Art Deco yang paling terlihat adalah padu padan detail dekorasi yang sering terlihat kontras, namun tetap bisa terlihat serasi. Perpaduan berbagai bentuk, ornamen, tekstur, dan warna memberikan kesan abstrak tersendiri dan menjadikan desain Art Deco semakin menarik. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pure art dan applied art serta berikan contohnya? Berdasarkan Fungsi Seni Rupa Murni pure art, ialah seni rupa yang berfungsi hanya untuk dinikmati karena memiliki nilai keindahan. Contohnya ialah seni lukis, mural, dan grafis. Seni Rupa Terapan applied art, ialah seni rupa yang berfungsi bukan hanya memiliki nilai keindahan tetapi juga memiliki nilai kegunaan. Mengapa Art Nouveau muncul? Desain Grafis berhubungan dengan apa? Pengertian desain grafis adalah sebuah aplikasi dari keterampilan seni dan komunikas, yang tujuannya untuk sebuah bisnis dan industri. Pengertian desain grafis adalah suatu seni komunikatif yang berhubungan dengan seni, sehingga menghasilkan gambar visual pada segala permukaan. Gerakan seni apa yang diklaim sebagai anti seni? Gerakan Dada pada umumnya dianggap sebagai gerakan anti-seni pertama; istilah anti-seni itu sendiri dikatakan telah diciptakan oleh Dadais Marcel Duchamp sekitar 1914, dan readymades-nya telah dikutip sebagai contoh awal benda-benda anti-seni.

Kamiada 2 jawaban dari apa yang dimaksud fine art dan aplied art. Silakan pelajari jawaban selengkapnya di bawah ini: Apa Yang Dimaksud Fine Art Dan Aplied Art. Jawaban: #1: adalah seni yang dibuat untuk mengerkspresikan nilai budaya dan keindahan. 2.applied art /seni terapan berbeda dengan fine art. Jawaban: #2: fine art adalah

Hello Sobat Ilyas, Apa itu Pure Art? Pure Art adalah karya seni yang murni dan eksklusif. Karya tersebut tidak diproduksi secara massal dan hanya tersedia dalam jumlah yang terbatas. Pure Art sangat berbeda dengan karya seni yang diproduksi secara massal dan biasanya dijual dengan harga yang lebih terjangkau. Karya seni semacam ini biasanya tidak terikat dengan keinginan pasar dan hanya diciptakan sebagai hasil dari ekspresi kreatif sang seniman. Keunikan Pure Art Pure Art memiliki ciri khas yang sangat unik. Karya seni semacam ini biasanya dibuat dengan fokus pada kualitas dan keunikan, bukan kuantitas. Sang seniman tidak terikat dengan keinginan pasar atau permintaan konsumen, melainkan hanya mengikuti imajinasinya sendiri. Dengan demikian, Pure Art menawarkan pengalaman seni yang sangat eksklusif dan murni. Jenis-jenis Pure Art Ada banyak jenis Pure Art yang dapat ditemukan di pasar seni, mulai dari lukisan, patung, instalasi, hingga seni digital. Setiap jenis memiliki ciri khasnya sendiri dan menawarkan pengalaman seni yang berbeda-beda. Namun, semua jenis Pure Art memiliki kesamaan dalam hal kualitas dan eksklusivitas. Kelebihan Pure Art Kelebihan dari Pure Art adalah keunikan dan eksklusivitasnya. Setiap karya seni semacam ini dibuat dengan penuh perhatian dan cinta oleh sang seniman, sehingga menghasilkan kualitas yang sangat baik. Selain itu, Pure Art juga menawarkan pengalaman seni yang sangat eksklusif dan murni, yang tidak dapat ditemukan pada karya seni yang diproduksi secara massal. Kekurangan Pure Art Kekurangan dari Pure Art adalah harga yang biasanya sangat mahal. Karya seni semacam ini hanya tersedia dalam jumlah yang terbatas, sehingga harganya sangat tinggi. Selain itu, tidak semua orang dapat menghargai atau memahami nilai seni dari Pure Art, sehingga mungkin sulit untuk menjualnya. Menjadi Penggemar Pure Art Jika Anda ingin menjadi penggemar Pure Art, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, Anda harus memahami nilai seni dari karya tersebut dan menghargainya. Kedua, Anda harus siap untuk mengeluarkan uang yang cukup besar, karena harga dari karya seni semacam ini sangat tinggi. Ketiga, Anda harus berusaha mencari karya seni yang benar-benar murni dan eksklusif, bukan hanya sekadar karya seni yang dijual dengan harga tinggi. Menjadi Seniman Pure Art Jika Anda ingin menjadi seniman Pure Art, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, Anda harus memiliki kemampuan dan bakat dalam menciptakan karya seni yang unik dan murni. Kedua, Anda harus memiliki visi dan imajinasi yang kuat, sehingga dapat menciptakan karya seni yang berbeda dari yang lain. Ketiga, Anda harus siap untuk menghadapi tantangan dan kesulitan dalam menghasilkan karya seni semacam ini. Contoh Pure Art Berikut adalah beberapa contoh Pure Art yang dapat ditemukan di pasar seni 1. Lukisan abstrak karya Jackson Pollock 2. Patung David karya Michelangelo 3. Instalasi seni karya Yayoi Kusama 4. Seni digital karya Cory Arcangel Kesimpulan Pure Art adalah karya seni yang murni dan eksklusif. Karya semacam ini dibuat dengan fokus pada kualitas dan keunikan, bukan kuantitas. Pure Art menawarkan pengalaman seni yang sangat eksklusif dan murni, namun harganya sangat tinggi. Jika Anda ingin menjadi penggemar atau seniman Pure Art, Anda harus memahami nilai seni dari karya tersebut dan menghargainya, serta siap menghadapi tantangan dan kesulitan dalam menciptakan atau membeli karya seni semacam ini. Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya!
MateriKonsep, Unsur, Prinsip, Bahan, Fungsi dan Nilai Estetis Karya Seni Rupa 3 Dimensi kelas 11 SMA/MA - Halo adik adik yang baik apa kabar? semoga dalam keadaan baik baik saja, kebetulan kakak ingin membagikan kepada adik adik mengenai materi yang sudah disusun, tentunya materi ini kakak ambil dari dari mata pelajaran Seni Budaya dengan Pembahasan
Abstract art through its abstraction mode is an attempt to explore the essence and existence of humanityin the dimension of spirituality. Abstraction is able to present a deeper meaningful space because of theopen dialogue between artists - works - spiritual observers. This research was conducted to explore andexplore the transcendental and spirituality dimensions especially in contemporary Indonesian abstractpainting as part of the expression and reflection of the search for the essence of the artist. In addition,historical aspects and discourse dynamics will also be analyzed in order to obtain a comprehensiveunderstanding in understanding the development of abstract art in Indonesia. This study uses qualitativemethods by optimizing studies on written sources and literature relating to the study of contemporaryIndonesian abstract painting by further analyzing the historical aspects and dynamics of discourse. Datawere analyzed using content analysis method. This study is expected to be a reference material for learningabstract art, artists, and art spiritual, abstract painting, contemporary art, Indonesia Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 11 No. 1 Juni 2019 1Amir Gozali Dimensi Spiritual Dalam Seni Lukis Abstrak Kontemporer Indonesia Sejarah Dan WacanaDIMENSI SPIRITUAL DALAM SENI LUKIS ABSTRAK KONTEMPORER INDONESIASEJARAH DAN WACANAAmir GozaliJurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan DesainInstitut Seni Indonesia ISI SurakartaEmail art through its abstraction mode is an attempt to explore the essence and existence of humanity in the dimension of spirituality. Abstraction is able to present a deeper meaningful space because of the open dialogue between artists - works - spiritual observers. This research was conducted to explore and explore the transcendental and spirituality dimensions especially in contemporary Indonesian abstract painting as part of the expression and reection of the search for the essence of the artist. In addition, historical aspects and discourse dynamics will also be analyzed in order to obtain a comprehensive understanding in understanding the development of abstract art in Indonesia. This study uses qualitative methods by optimizing studies on written sources and literature relating to the study of contemporary Indonesian abstract painting by further analyzing the historical aspects and dynamics of discourse. Data were analyzed using content analysis method. This study is expected to be a reference material for learning abstract art, artists, and art spiritual, abstract painting, contemporary art, IndonesiaPendahuluanDalam seni kontemporer, abstraksi hadir dengan hibriditas citra dan representasi yang dikombinasikan dengan material. Ungkapan abstrak yang dipilih adalah langkah untuk masuk kembali ke sisi personal, menggali makna melalui penyederhanaan bentuk, memunculkan sensasi mencipta untuk menghadirkan pengalaman baru dalam melihat karya oleh para pengamat seni. Dalam hal ini, abstraksi menjadi sarana dimana seniman dapat mengungkapkan makna batin dalam seni. Abstraksi merupakan mode penciptaan seni yang memiliki kekhasan estetika tersendiri. Mode ini memberi penekanan pada sensibilitas dan intuisi dari seniman dalam melihat fenomena, maupun dalam mengekspresikan dalam wacana seni modern, abstraksi seringkali dipahami sebagai pernyataan kaum avant gardis untuk menegaskan sikap pemberontakan atas keterbatasan ketidakstabilan seniman dalam menangkap realitas yang sebenarnya. Penyederhanaan adalah hal yang dengan mudah terlihat ketika mengamati praktik penciptaan kekaryaan seni modern. Pemahaman ini menjadi lebih kompleks ketika seniman modern membawa abstraksi menjadi wahana makna batin dan individualitas. Meskipun avant gardis senantiasa memuja kebebasan individu dari aspek-aspek diluar dirinya, manusia tetap tidak akan pernah berhenti memperhatikan kehidupan roh atau spiritualitas. Pemahaman seni rupa modern yang komprehensif tidak pernah sampai pada persoalan transendental. Hal inilah yang kemudian menjadi pemicu bagi seniman modern untuk mengamati dan mencari lebih jauh kepada aspek transenden yang mendekati spiritualitas manusia. Seringkali seniman modern dianggap telah berpaling dari ketuhanan dan agama sehingga karya seni yang tercipta jauh dari Jurnal Penelitian Seni BudayaVolume 11 No. 1 Juni 20192ekspresi spiritual. Namun manusia adalah individu spiritual, yang akan terus mencari pengetahuan tentang sesuatu yang transendental, dan hal tak terbatas, diluar kemampuannya. Seni modern memanifestasikan hal ini, meski dengan cara yang lebih implisit jika dibandingkan dengan cara yang digunakan pada abad-abad sebelumnya. Salah satu cara seniman modern menyalurkan keinginannya untuk mencapai transendensi adalah melalui mode abstraksi. Persoalan transendental tidak mudah untuk dipahami tanpa mencermati praktik seniman ataupun hal-hal yang berpengaruh disekitar medan penciptaan karya seni kontemporer, para seniman mengambil hal-hal yang paling signikan dan esensial dari sebuah fenomena, meski kemudian sering terlihat bahwa seni kontemporer tidak lebih dari sekedar permainan semantik. Abstraksi dalam semua praktik seni kontemporer menunjukkan bahwa seni adalah hasil dari apa yang seniman lihat dan alami sebagai individu. Meski cukup sulit untuk didenisikan, praktik seni kontemporer telah dipengaruhi oleh perspektif estetika pascamodern. Dalam pandangan yang lebih luas, seni kontemporer tidak berusaha untuk mengungkapkan realitas transendental. Sebaliknya, jika dibandingkan dengan upaya avant gardis yang berambisi menemukan kosarupa baru dan mengenalkan ikonogra baru, kaum posmodernis menghargai citra tradisional meski kadang tidak menghormati makna aslinya. Praktik posmodernis memiliki karakter ludis menggunakan pastische, ironi, dan kejeniusan, mengolah dan mempermainkan ikonogra secara artistik dalam ambisi memunculkan asosiasi dan manipulasi emosi. Seni kontemporer juga hadir dalam spektrum permainan semantik. Dalam paradigma kritik seni, apa yang dilakukan bukan berada dalam upaya menghubungkan praktik dalam upaya transendensi, namun lebih pada mengaktivasi rangkaian reeksi atas fenomena seni kontemporer dalam spektrum gagasan postmodernisme, baik menyangkut isi dan bentuk, berfokus pada materi dan visual, dan terkait dengan masalah sosial dan politik tertentu. Jika karya tersebut menampilkan citra religius, ia mengambil bentuk kutipan tema ikonogra religi yang paling stereotip sebagai komponen siap pakai. Atas dasar ini, banyak kritikus seni yang berpendapat bahwa karya-karya postmodern tidak berkaitan dengan iman atau spiritualitas, melainkan melihat agama sebagai institusi dan fenomena hal ini, Kandinsky berargumen bahwa seni yang hanya mengejar bentuk dan upaya material tidak akan memiliki kuasa atas batin dan masa depan. Seni adalah milik kehidupan spiritual, sekaligus salah satu unsur terkuat yang dimiliki kehidupan spiritual. Reperesentasi belaka tidak akan pernah mampu menyampaikan kedalaman kehidupan batin sehingga seni harus bersifat non-representasional. Kehidupan batin tidak akan mampu ditangkap atau diwakili oleh representasi bentuk sik, yang menjadi simbol dari sesuatu yang lebih besar. Abstraksi adalah jalan untuk membebaskan pikiran dari asosiasi dangkal dunia sik sehari-hari, dan menghidupkan emosi kehidupan batin. Ia menyatakan bahwa seni memiliki kekuatan emosi dan potensi emosi ini harus mampu memberi makna batin, sehingga seni dapat dijadikan sebagai wahana transenden dan seniman harus mampu merebut kembali kekuatan ekspresi spiritualnya. Mengikuti mode abstraksi dalam penciptaan seni adalah sebuah upaya untuk mengeksplorasi dunia yang baru, yaitu ranah batin individu. Abstraksi adalah jalan pencarian yang lebih dalam atas esensi dan eksistensi kemanusiaan dalam dimensi spiritualias. Spektrum spiritualitas inilah yang kemudian menjadi kunci dari pemikiran Kandinsky atas seni abstrak. Abstraksi mampu menghadirkan ruang pemaknaan yang lebih dalam karena terbukanya dialog antara seniman – karya – pengamat secara spiritual. Volume 11 No. 1 Juni 2019 3Amir Gozali Dimensi Spiritual Dalam Seni Lukis Abstrak Kontemporer Indonesia Sejarah Dan WacanaDengan pemahaman di atas, penting kiranya untuk menguji sekaligus mengeksplorasi aspek transedental dan spiritualitas yang tampak pada karya seni lukis abstrak kontemporer. Penelitian ini dimaksudkan untuk menggali dimensi spiritualitas sebagaimana yang dijelaskan di atas sebagai bagian dari pencarian esensi dan eksistensi kemanusiaan dalam diri seniman abstrak Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat belum ada tulisan yang secara komprehensif menggali dan mengeksplorasi aspek spiritualitas yang muncul dalam karya seni lukis abstrak kontemporer Indonesia, sebagai bagian dari ekspresi dan refleksi pencarian esensi senimannya. Berpijak dari latar belakang yang diurakan dalam pendahuluan diatas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana Sejarah perkembangan seni lukis abstrak kontemporer di Indonesia? 2. Bagaimana dinamika wacana yang melingkupi seni lukis abstrak kontemporer di Indonesia? 3. Bagaimana dimensi transedental dan spiritualitas yang muncul dalam karya-karya seni lukis abstrak kontemporer Indonesia? Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran utuh dan jelas mengenai sejarah serta dinamika wacana seni lukis abstrak kontemporer di Indonesia. Penelitian ini juga akan menganalisis dimensi spiritualitas yang muncul dalam karya seni lukis abstrak kontemporer di PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian pustaka library research, yaitu penelitian yang obyek utamanya adalah buku-buku atau sumber kepustakaan lain. Pencarian data dilakukan melalui kajian pustaka dari buku-buku yang relevan dengan pembahasan. Kegiatan studi termasuk kategori penelitian kualitatif dengan prosedur kegiatan dan teknik penyajian nalnya secara deskriptif. Penelitian bertempat di Perpustakaan Pusat dan kampus FSRD Institut Seni Indonesia Surakarta, serta beberapa perpustakaan daerah yang menyediakan data-data sekunder. Penelitian ini menerapkan beberapa pendekatan, antara lain 1 Pendekatan historis, yaitu pendekatan untuk mengkaji sejarah perkembangan seni lukis abstrak di Indonesia; 2 Pendekatan sosiologis, yaitu pendekatan yang mengkaji tentang teori dan pemahaman seni lukis abstrak kontemporer Indonesia beserta dinamika wacana dalam perkembangannya guna mendapatkan pemahaman secara komprehensif atas dimensi spiritualitas yang data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua 1 sumber data primer, yaitu berupa buku-buku yang membahas tentang denisi, sejarah, dan dinamika wacana seni lukis abstrak kontemporer di Indonesia serta dimensi spiritualitas yang muncul dalam karya-karyanya, 2 sumber data sekunder, yaitu artikel ilmiah, laporan jurnalistik, dokumen, dokumentasi karya yang berkaitan dengan seni lukis abstrak kontemporer di ini menggunakan metode analisis isi content analysis. Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat kesimpulan-kesimpulan inferensi yang dapat ditiru replicable dan dengan data yang valid, dengan memperhatikan konteksnya. Metode ini dimaksudkan untuk menganalisis seluruh pembahasan mengenai 1 sejarah perkembangan seni lukis abstrak kontemporer di Indonesia; 2 dinamika wacana yang melingkupi seni lukis abstrak kontemporer di Indonesia; 3 dimensi spiritualitas yang muncul dalam karya-karya seni lukis abstrak kontemporer menganalisis data setelah terkumpul penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut 1 Metode Induktif. Metode ini digunakan ketika didapati data-data yang mempunyai unsur-unsur kesamaan Jurnal Penelitian Seni BudayaVolume 11 No. 1 Juni 20194kemudian dari situ ditarik kesimpulan umum; 2 Metode Deduktif. Metode ini digunakan sebaliknya yaitu pengertian umum yang telah ada dicarikan data-data yang dapat menguatkannya; 3 Metode Deskriptif. Metode ini digunakan untuk mendiskripsikan segala hal yang berkaitan dengan pokok pembicaraan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor sifat-sifat serta hubungan dua fenomena yang diselidiki. Dalam penelitian ini, penulis memulainya dari tahapan merumuskan masalah, membuat kerangka berpikir, menentukan metode operasionalisasi konsep, menentukan metode pengumpulan data, mengumpulkan metode analisis data yang kemudian sampai pada tahap interpretasi DAN PEMBAHASANA. Seni Lukis Abstrak Manifestasi Seni Rupa Modern BaratSeni abstrak adalah manifestasi seni yang dianggap paling mampu menjustikasi nilai-nilainya sesuai dengan semangat zaman. Bagaimanapun salah satu prinsip seni rupa modern adalah otonomi seni dengan sendirinya juga otonomi seniman. Dalam kaitan tersebut maka seni rupa modern melalui seni abstrak telah mampu menunjukkan prinsip-prinsip estetik yang baru dan belum pernah ada sebelumnya. Banyak pihak berpendapat bahwa seni abstrak telah sampai pada kebuntuan, namun sebaliknya, bisa pula diasumsikan seni abstrak adalah puncak pencapaian prinsip-prinsip seni rupa memang menjadi jiwa seni rupa modern yang terwujud dalam seniabstrak. Karena itu pengertian modernisme hampir-hampir sebangun dengan pengertianformalisme, seperti diutarakan oleh Terry Barrett, bahwa ‗Modernisme dan ‗Formalismekadang dipergunakan sebagai sinonim, dan kedua konsep tersebut saling tumpang tindih‖Why Is That Art?, 107. Penopang utama prinsip formalisme di abad ke-20 adalah teoriyang dibangun oleh Clive Bell dan Clement Greenberg. Dengan menegaskan parameter estetik bahwa bentuk adalah yang paling utama, maka seni rupa abstrak dapat menetapkan dan menjustikasi ‗kebenaran dan ‗keutamaan-nya dibandingkan prinsip-prinsip seni yang lain. Pengalaman estetik didapat melalui pencerapan aspek-aspek kebentukan karya seni. Karena itu standar kualitas dan kebenaran ditetapkan berdasarkan teori „signicant form‟ yang disusun oleh Clive Bell pada 1914. Teori tersebut menetapkan yang utama dari karya adalah susunan bentuknya. Sedangkan Clement Greenberg pada pertengahan abad ke-20 menetapkan bahwa yang utama dari seni lukis adalah esensi seni lukis itu sendiri kedataran kanvas dan penerapan cat yang dapat menekankan kedataran kanvas sembari mereeksikan eksistensi sang seniman. Karena itu pokok soal dan ilusi diharamkan oleh Greenberg. Menurut Baudrillard seni rupa abstrak dianggap lebih jujur dan ―masuk akal‖ dibandingkan seni rupa kontemporer yang dianggap dekaden. Pada 1996 Baudrillard menulis artikel yang menggegerkan seni rupa kontemporer dengan judul “The Conspiracy of Art‖, yang pada intinya menihilkan keberadaan seni rupa kontemporer. Pada 2003, dia menulis artikel berjudul “Art. . .Contemporary of Itself”, yang kurang lebih membandingkan seni rupa modern dengan seni rupa kontemporer,Modernity was the golden age of the deconstruction of reality into its component parts, a minute analysis starting with Impressionism and followed by Abstraction. It was experimentally open on all aspects of perception, sensibility, the structure of the object, and the dismemberment of forms. 11 Jean Baudrillard, “Art. . .Contemporary of Itself” dalam The Conspiracy of Art, penyunting Sylvère Lotringer New York Semiotexte, 2005, 89-90. Selanjutnya ditulis The Conspiracy of Art. Volume 11 No. 1 Juni 2019 5Amir Gozali Dimensi Spiritual Dalam Seni Lukis Abstrak Kontemporer Indonesia Sejarah Dan WacanaSedangkan bicara mengenai seni rupa kontemporer, Baudrillard berujar,Contemporary art is only contemporary of itself. It no longer transcends itself into the past or the future. Its only reality is its operation in real time and its confusion with this reality. Nothing differentiates it from technical, advertising, media and digital operations. There is no more transcendence, no more divergence, nothing from another scene it is a reective game with the contemporary world as it happens. This is why contemporary art is null and void it and the world form a zero sum equation The Conspiracy of Art, 89.B. Perjalanan Seni Lukis Abstrak IndonesiaKeberadaan seni abstrak dalam sejarah seni rupa Indonesia tidak bisa lepas dari perkembangan seni rupa di Bandung melalui keberadaan pendidikan guru gambar, yaitu Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar yang didirikan pada 1947 dan ditempatkan sebagai bagian dari Fakultas Teknik, Universitas Indonesia di Bandung sekarang menjadi Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Keberadaan pendidikan tersebut adalah hasil proposal yang diajukan oleh Simon Admiral kepada pemerintah Belanda. Simon Admiral mengajak serta beberapa dosen Belanda untuk menjalankan lembaga pendidikan tersebut, yang kemudian paling menonjol peranannya adalah Ries Mulder, yang juga seorang pelukis. Dia mengajar menggambar ekspresif, melukis dan tinjauan seni. Kendati bertujuan menghasilkan guru gambar, pada perjalanannya sebagian besar mahasiswa justru menunjukkan minat utama mereka pada mata pelajaran melukis. Dalam kaitan dengan pengajaran seni lukis inilah mengapa Bandung ditetapkan sebagai muasal seni lukis Asmujo J. Irianto, Seni Lukis Abstrak Indonesia, Jurnal Kalam no. 27 Tahun 2015Keberadaan seni lukis abstrak di Bandung tak lepas dari sosok Ries Mulder. Sebagai pelukis yang gayanya dipengaruhi Jacques Villon, gaya lukisan Mulder adalah kubistis, bukan abstrak murni. Kecenderungan tersebut ditularkan oleh Mulder kepada murid-muridnya di Bandung. Hal itu diperlihatkan melalui lukisan-lukisan yang dipamerkan di Bentara Budaya pada 1954 tersebut. Hal itu dijelaskan oleh Helena dari Ries Mulder sendiri menjelma dalam bentuk-bentuk geometrik yang abstrak yang selalu disusun dalam cara mosaik. Penggunaan teknik warna yang istimewa dan subdued pastel hues dapat diperhatikan dalam hasil karya Mulder dan murid-muridnya. Bandingkanlah suatu contoh dari karya Ries Mulder, ―Perahu Layar‖ dengan ―Taman Sentral‖ karya demikian jelas bahwa seni abstrak Indonesia awalnya tidak sepenuhnya abstrak murni, melainkan kubisme yang ditularkan Mulder. Pada kenyataannya seni lukis abstrak Indonesia tak pernah mengupayakan bangun teori yang tersendiri dan valid baik dari para senimannya maupun kritikusnya. Terlihat bahwa kecenderungan abstrak di Indonesia adalah kecenderungan yang diadopsi dari seni abstrak Barat dengan penyesuaian yang lebih personal. Dengan kata lain, seni lukis abstrak Indonesia lebih cenderung abtraksi daripada abstrak murni, seperti diutarakan oleh Sanento selagi dalam kecenderungan terdahulu pelukis melukis benda-benda atau obyek-obyek, betapa pun didistorsi, digayakan atau pun terjelma sebagai fantasi, dalam kecenderungan kelima ini pelukis menciptakan bentuk-bentuk dengan bebas. 3 Helena Spanjaard, “Bandung, Laboratorium Barat?” dalam Modern Indonesian Art Three Generations of Tradition and Change 1945-1990, penyunting Joseph Fischer New York Panitia Pameran KIAS, 1990,205 Selanjutnya ditulis Modern Indonesian Art. Jurnal Penelitian Seni BudayaVolume 11 No. 1 Juni 20196Ingatan kepada obyek dapat dikatakan hanyalah untuk pegangan‖ saja dalam pikiran di tengah susunan bentuk-bentuk abstrak, atau pun hanya batu loncatan untuk memulai melukis. Pelukismenciptakan susunan rupa yang ekspresif bagi emosinya segi liris dan memuaskan perasaannya akan rupa segi estetis.4Kendati persepsi dunia Barat pada seni lukis modern Indonesia yang dianggap lebih rendah mutunya tidak semata-mata menunjuk pada seni lukis abstrak, agaknya lukisan abstrak menjadi tertuduh utama. Bagaimanapun, tanpa konten dan tanpa narasi tentu saja lukisan-lukisan para pelukis abstrak Bandung terlihat sebagai epigon kecenderungan abstrak Barat. Prinsip-prinsip orisinalitas, penerobosan mencari kebaruan, tentu sulit ditunjukkan oleh lukisan-lukisan abstrak gaya kubistis para seniman Bandung ketika itu. Hal ini kemudian mendorong beberapa pelukis, seperti Sadali—bisa dikatakan sebagai pelukis abstrak paling terkemuka di Indonesia—untuk lebih mendalami kemungkinan seni abstrak, lepas dari bayang-bayang Ries Mulder. Sadali meneguhkan pilihannya untuk mencari kemungkinan seni lukis abstrak ala Indonesia. Itu sebabnya, seperti diutarakan oleh Jim Supangkat, “Dia meninggalkan gaya kubis awal tahun 1960-an dan setelah itu menghasilkan lukisan-lukisan abstrak yang mendeformasi lukisan lanskap.” 5Pada akhir 1960-an lukisan abstraknya kembali berubah menampilkan emosi yang lebih terkontrol, dan muncul tekstur dalam permukaan kanvasnya. Kadang-kadang Sadali menggoreskan garis melalui ketebalan fragmen tekstural dan pola-pola yang bebas di atas kanvasnya, dan di antara torehan tersebut 4 Sanento Yuliman, Seni Lukis Indonesia Baru Sebuah Pengantar Jakarta Dewan Kesenian Jakarta, 1976, 27. Selanjutnya ditulis Seni Lukis Indonesia Jim Supangkat, Hidden Works and Thoughts of Ahmad Sadali, katalog pameran Edwin’s Gallery, 1997, dia menampilkan teks kaligra Arab. Itu sebabnya lukisan Sadali kerap disebut sebagai abstrak religius. Menurut Jim Supangkat, Sadali adalah pelukis abstrak yang memperkenalkan kepercayaan dan diskursus modernisme dalam konteks perkembangan seni rupa modern 1960-an disebut Sanento Yuliman sebagai masa pertumbuhan seni lukis abstrak. Memasuki 1960-an, setelah dosen-dosen seni rupa ITB mengenyam pendidikan seni rupa di Barat terutama Amerika Serikat keyakinan dan pemahaman mereka tentang modernisme meneguhkan pilihan mereka. Di sisi lain keteguhan tersebut juga dibarengi oleh keinginan mengolah sumber-sumber lokal. Itu sebabnya gaya kubis bisa dikatakan menghilang, dan yang kemudian tampil adalah upaya mencari karakter personal. Hal itu setidaknya tampak pada lukisan-lukisan abstrak But Muchtar, Mochtar Apin, Pirous, Yusuf Affendy dari masa sekitar 1968-1969 Seni Lukis Indonesia Baru, 37.Tidak hanya di Bandung, di Yogyakarta pun sejak 1963 Fajar Sidik menghasilkan lukisan abstrak dengan susunan geometris. Namun, menurut Sanento, lukisan abstrak Fajar Sidik yang lebih penting adalah yang dibuat setelah 1968, yang kerap diberi judul “dinamika keruangan”. Demikian pula Handrio sejak 1963 menghasilkan lukisan abstrak. Sementara itu di Jakarta Oesman Effendi, sebagaimana dikatakan oleh Sanento, melakukan abstraksi yang sangat jauh terhadap bentuk-bentuk alam dan lukisannya mendekati ungkapan Yuliman menjelaskan masa 1960-an sebagai gejala ―kecenderungan abstraksi yang lebih besar‖. Abstraksi lanjut tersebut didorong oleh kehendak untuk menunjukkan pengalaman yang lebih berupa sari kenyataan yang dilihat manusia pada lingkungannya. Atau bisa disebut sebagai pengalaman ―liris akan alam‖. Sanento Yuliman memberikan Volume 11 No. 1 Juni 2019 7Amir Gozali Dimensi Spiritual Dalam Seni Lukis Abstrak Kontemporer Indonesia Sejarah Dan Wacanakesimpulan mengenai karakter seni lukis abstrak dalam perkembangannya pada 1960-an lukis abstrak pada masa ketiga ini, sekalipun macam-macam coraknya, disatukan oleh satu ciri, yaitu ―lirisisme‖. Semua itu adalah ungkapan emosi dan perasaan pelukis dalam mengalami dunia. Sebuah lukisan adalah bidang ekspresif, tempat seorang pelukis seakan-akan ―memproyeksikan‖ emosi dan getaran perasaannya, merekam kehidupan jiwanya Seni Lukis Indonesia Baru, 41.6Dengan demikian jelas, menurut Sanento Yuliman, bahwa seni lukis abstrak Indonesia lebih merupakan abstraksi, bukan asbtrak murni yang mencoba mencari hakikat seni lukis. Sedangkan para seniman abstrak di Barat berupaya terus mencari esensi seni lukis. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan Modernisme akhir yang ditandai oleh eksistensi abstrak ekspresionisme, terutama melalui karya-karya Jackson Pollock yang dianggap dan dikonstruksi melalui sejarah mampu menunjukkan hakikat seni lukis, seperti diyakini oleh Greenberg,C. Spiritualitas Dalam Seni Abstrak ModernDengan memeriksa pemikiran-pemikiran Kandinsky dalam On the Spiritual in Art’ yang telah berusia hampir satu abad, kita akan mengunjungi kembali sisi spiritualitas dalam laku penciptaan seni. Kita mungkin dibayangi oleh dominasi aspek komersial yang ditempatkan pada banyak seni kontemporer; namun, untuk menghargai gagasan spiritualitas yang diabaikan ini, kita harus membiarkan diri kita benar-benar ikut serta dalam seni itu sendiri. Ini membutuhkan waktu, ini meminta untuk memperlambat dan benar-benar terlibat dengan seni, sekaligus memerlukan sebuah bentuk seni6 Sanento Yuliman, Seni Lukis Indonesia Baru Sebuah Pengantar Jakarta Dewan Kesenian Jakarta, 1976, memungkinkan kita untuk terlibat dengannya. Menurut Kandinsky, kekuatan pendorong proses kreatif harus menjadi apa yang disebutnya sebagai kebutuhan batin. Kandinsky mengatakan,All means in painting are sacred when they are dictated by inner necessity. All means are reprehensible when they do not spring from the fountain of inner necessity.. . . The artist must be blind to recogni ed„ and unrecogni ed„ form deaf to the teachings and desires of his time. His open eyes must be directed to his inner life and his ears must be constantly attuned to the voice of inner besar Kandinsky adalah untuk menjelaskan bahwa teori harus selalu mengikuti praktik, pandangan yang tampaknya benar-benar terbalik di dunia seni saat ini. Titik awal, titik referensi dan dasar dari pekerjaan kita, tidak seharusnya teori tetapikebutuhan batin, resonansi tanpa dasar dari jiwa. Karya yang berasal dari ide bukanlah karya seni dengan cara Kandinsky memahami he was after was something that operates at a deeper more direct level. ―Any theoretical scheme says Kandinsky will be lacking in the essential of creation—inner need for expression—which cannot be determined. Neither the quality of the inner need, nor its subjective form, can be measured or mengatakan ‗That pure painting will affect the soul by its own original means of expression, by means of paint, color, form, the distribution of lines and planes, and their interrelations, in and of themselves‟ 9 7 Vassily Kandinsky, Concerning the Spiritual in Art, Sadler, New York Dover, 1977, Kandinsky, Concerning the Spiritual in Art, 35. 9 Kandinsky Complete Writings on Art, ed. Kenneth C. Lindsey & Peter Vergo, New York Da Capo Press, 1994, 103. Jurnal Penelitian Seni BudayaVolume 11 No. 1 Juni 20198Bagi Kandinsky, ini bukan penolakan terhadapdunia material, seperti yang sering dipikirkan, tetapi pemenuhan spiritualnya, yang sakral, yang mengekspresikan kedalaman mendalam dari bidang material dalam hal resonansi langsungnya dengan jiwa dan mengekspresikan resonansi sakral dalam cat, dalam warna, sejalan di dalam bentuk. Kritikus seni dan sejarawan Donald Kuspit menunjukkan bahwa tidak jelas apa yang dimaksud Kandinsky oleh pengalaman spiritual, bahwa ia tidak pernah secara pasti mendefinisikannya, di luar mengasosiasikannya dengan agama, dan menyatakannya sebagai pusat kehidupan batin. 10 Simone Weil -lsuf, visioner radikal, dan mistik religius - mengingatkan kita bahwa kata spiritualitas tidak menyiratkan aliasikeagamaan tertentu, atau aliasi apa pun, dan ia mengingatkan kita bahwa spiritualitas tidakboleh dilekatkan pada sebab apa pun, atau gerakan, atau bahkan ke rezim dan suatu Seni abstrak dapat menjadi laboratorium untuk penyempurnaan dan pertumbuhan jiwa. Ini bisa menjadi penegas untuk kontemplasi, cara memahami dan melibatkan realitas pada tingkat terdalamnya, dan sebuah portal ke pengalaman estetika baru yang membuka lapisan mendalam dari perasaan dan makna, sering kali tidak dapat disebutkan namanya. Intinya, isinya tidak dapat ditentukan, tidak dapat dideskripsikan, dan tidak pernah habis — sama seperti Spiritualitas Dalam Seni KontemporerDalam pandangan luas, seni kontemporer tidak bersuaha untuk mengungkapkan realitas transendental. Bukan berarti para seniman hari 10 Donald Kuspit, Reconsidering the Spiritual in Art, published in Blackbird, an on-line Journal of literature and the arts, Spring 2003 No. 1, Simone Weil, The Need for Roots, trans. Arthur Wills, New York, Harper & Row, 1971, tidak menggunakan tema ikonik atau narasi dari berbagai tradisi keagamaan. Sebaliknya, jika dibandingkan dengan upaya avant gardis yang berambisi menemukan kosa rupa baru dan mengenalkan ikonografi baru, kaum posmodernis menghargai citra tradisional meski kadang tidak menghormati makna aslinya. Praktik posmodernis memiliki karakter ludis menggunakan pastische, ironi, dan kejeniusan, mengolah dan mempermainkan ikonogra religi secara artistik dalam ambisi memunculkan asosiasi dan manipulasi emosi. Secara lugas, seni kontemporer hadir dalam spektrum permainan semantik. Dalam paradigm kritik seni, apa yang dilakukan bukan berada dalam upaya menautkan praktik dalam koridor upaya transendensi, namun lebih pada mengaktivasi rangkaian reeksi atas fenomena sosial, iman, dan religiusitas. Maka, jika melihat pada praktik kekaryaan seni kontemporer, referensi ikonogra yang muncul tidak bisa secara serampangan dimaknai dan mungkin juga tidak relevan sebagai referensi kearah transendensi. Tanpa memperdulikan apakah karya seni itu benar-benar mengarahkan kita pada sesuatu diluar diri seniman atau sesuatu yang berada ‗di atas mereka, karena praktek yang dilakukan adalah bentuk observasi estetik atas serangkaian keyakinan maupun perilaku dari orang-orang yang mempercayai wilayah transendental ini. Permainan akan tanda dan makna adalah kunci bagi serangkaian mode kerja seniman, yang dalam kajian kritik, seringkali acuh tak acuh akan persoalan transendensi. Sementara disatu sisi mereka sangat intens dengan persoalan wacana sosial dan hilangnya refleksi atas persoalan transendental dalam seni dapat dilihat dalam konteks pilihan yang dibuat oleh seniman serta jenis kepekaan yang ditemukan dalam diri pengamat. Ketidakhadiran transendensi dalam masyarakat modern dikarenakan bahwa modernitas telah memaksa pria dan wanita Volume 11 No. 1 Juni 2019 9Amir Gozali Dimensi Spiritual Dalam Seni Lukis Abstrak Kontemporer Indonesia Sejarah Dan Wacanamemasuki konteks individu, menemukan kehidupan mereka telah terfragmentasi, terbagi dalam serangkaian tugas dan fungsi dalam ikatan yang longgar. Masing-maisng meski dikejar dan diupayakan dalam konteks yang berbeda dan beragam dalam visi kesatuan dunia. Semuanya mesti dinegosiasikan agara mampu menjadi bagian dari kesatuan ini, menjadi bagian dari tatanan eksistensi logis tertentu. Dalam arus utama kehidupan modern inilah negosiasi ini dihadirkan, jika kita ingin mengikuti perubahan yang apakah ini berarti bahwa dorongan kearah transendensi ini lenyap sepenuhnya dari praktik masyarakat kontemporer, dan ia tidak mempunyai tempat dalam seni kontemporer? Penulis percaya hal ini masih ada meski ia nampak parsial dan acak. Sistem konotasi sebelumnya yang berurusan dengan persoalan transendensi, tidak cukup lagi memadai untuk kondisi kehidupan modern dan karakter seni yang diciptakan hari ini. Posmodernisme menghilangkan transendensi dari fokus perhatian sehingga kita kehilangan konsep yang memungkinkan kita melakukan identikasi dan karakterisasi akan persoalan ini. Sementara terminologi yang digunakan dalam seni kontemporer seringkali tidak memiliki referensi transenden. Apparatus konseptual dari sistem metasik tradisional sering dipandang tidak relevan berhadapan dengan sistem dalam menghadapi kenyataan. Hal yang seringkali muncul pada individu yang bergelut dalam ranah seni. Bahkan ketika para seniman menyerahkan mekanisme transendental kekaryaan mereka pada akar religi, akan nampak sangat retak, miskin dan tidak lengkap, jika kita bandingkan dengan visi spiritual yang kompleks yang ditawarkan oleh tradisi. Dalam kontingensi dunia, sekulerisasi dan beragam persoalan yang membentuk isi kehidupan sehari-hari, persoalan transendensi ini menempuh resiko hanya dianggap sebagai tambahan yang tdak relevan, bahkan ketika ia muncul sebagai gagasan penciptaan dihadapan kita ‗marjinalisasi transendensi dalam seni kontemporer hari ini, sebuah ungkapan yang menghadirkan dua maksud. Di satu sisi adalah keterpinggirannya dari arus loso dan estetika seni. Sisi lain, penekanan akan karakter fragmentaris dan acaknya kehadiran isu transendensi ini dalam praktik seni kontemporer. Fragmentasi dan keacakan ini berarti bahwa mereka sering diabaikan atau dianggap tidak relevan dalam perbincangan, bahkan, dalam wacana seni sekalipun. Harus diakui dengan jujur bahwa realitas masyarakat hari ini senantiasa berupaya mencari sensasi spiritual dalam beragam praktik, baik melalui ragam praktik tradisi religi maupun kepercayaan. Orang-orang mengahrapkan serangkaian pengalaman sensoris baru ketika mereka kontak dengan agama, dengan harapan mereka mampu membuka perspektif transenden. Bisakah sikap seperti itu dikaitkan dengan apa yang dilakukan seniman? Melirik praktik seni avant-garde Eropa pada paruh pertama abad ke-20 dalam konteks agama, mereka menolak bentuk-bentuk yang terorganisir maupun yang melembaga, mengidentikasi gerakan mereka sebagai kekuatan reaksioner, kebebasan dan pemberontakan atas sikap otoriter. Namun, meski melepaskan diri dari kepercayaan religi ortodoks, mereka masih menggunakan “retorika transendensi dan spiritualitas” dalam konsepsi seni mereka. Sulit untuk mengatakan bahwa hal ini sekedar retorika, namun penulis cenderung percaya bahwa pandangan Wassily Kandinsky tentang spiritualitas dalam seni dalam Concerning the Spiritual in Art relevan dalam praktik seni modern, dan menjadi acuan otentik dalam mengidentikasi cara-cara baru untuk menempuh jalan transendensi dalam seni. Dan dalam banyak catatan sejarawan, upaya para seniman era modern ini ditempuh Jurnal Penelitian Seni BudayaVolume 11 No. 1 Juni 201910dengan pengabaian tema keagamaan tradisional dan memusatkan perhatian pada kemungkinan yang ditawarkan oleh abstraksi. Konsepsi dan pengalaman yang ditawarkan avant gardist pada paruh pertama abad ke-20, dan kontinuitas mereka di awal paruh kedua abad ini, didasarkan pada keyakinan bahwa spiritualitas abstrak harus menggantikan aktivitas religius yang lebih konkret berdasarkan iman dan perbuatan baik yang bertujuan mencapai transendensi. Jika para seniman menyinggung konsep agama, mereka biasanya meminta pertolongan para mistikus. Bahkan diyakini bahwa jika para mistikus telah menggunakan medium seni visual dan bukan secara lisan menggambarkan penglihatan mereka, mereka pasti telah menciptakan lukisan yang dipahami ini dimaksudkan untuk merusak efek sensorik, yang dimunculkan melalui pengabaian gurasi dan pengurangan bentuk dan warna secara ekstrem dalam lukisan mereka. Jika ada sesuatu yang transenden di atas alam dan realitas makhluk, cara yang tepat untuk mendekatinya tampaknya adalah dengan melakukan penolakan terhadap daya tarik visual seni. Oleh karena itu, kriteria estetis ditangguhkan. Kontak dengan lukisan abstrak adalah menempatkan penonton pada jalur menuju transendensi dengan melepaskannya dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. Pengalaman ini dianggap lebih kaya, lebih komprehensif, dan lebih radikal daripada yang ditawarkan oleh agama dalam kehidupan religius biasa. Diperkirakan bahwa dematerialisasi seni, atau perampasan karya seni tentang interaksi visual, akan membawa pemirsa lebih dekat ke subjek transenden yang tidak berwujud. Setelah tawaran artistik yang radikal dari gerakan avant-garde dan neo-avant-garde, maka kemunculan seni postmodern mudah ditafsirkan sebagai penolakan atas nilai-nilai transenden. Karya seni kontemporer dalam spketrum gagas postmodernisme, baik menyangkut isi dan bentuknya, berfokus pada materi dan visual, dan terkait dengan masalah sosial dan politik tertentu. Jika karya tersebut menampilkan citra religius, ia mengambil bentuk kutipan tema ikonogra religi paling stereotip sebagai komponen siap pakai. Atas dasar ini, banyak kritikus seni yang berpendapat bahwa karya-karya postmodern tidak berkaitan dengan iman atau spiritualitas, melainkan melihat agama sebagai institusi dan fenomena Ragam Karya Abstrak Kontemporer Indonesia Bertemakan SpiritualitasIstilah spiritual dan spiritualitas pada awalnya dibedakan dengan religiusitas, yaitu penghayatan ke-Tuhan-an yang berada dalam keimanan di institusi agama. Religiusitas menjunjung tinggi nilai kesucian religi yang berada dalam sistim ajaran agama-agama formal, yang pelaksanannya sering menampakkan nilai perbedaan antara agama satu dengan yang lain. Sementara gerakan spiritual cenderung ingin memahami dan menghayati nilai ke-Tuhan-an dalam bentuk penghayatan personal, yang tidak terbatasi dalam sekat-sekat etik dan moralitas agama—formal. Spiritualitas menjadi spirit memahami nilai-nilai keilahian. Konsep tersebut mendudukan spiritualitas sebagai penghayatan ke-Tuhan-an yang berada di luar kategori institusi konteks Indonesia istilah spiritual pada awalnya dipakai untuk mewadahi tradisi keagamaan di luar institusi agama resmi yang dikategorikan Aliran Kepercayaan dan Kebatinan. Berbeda dengan konteks di dunia Barat dimana gerakan spiritual ―terjadi pada saat menurunnya tingkat aliasi publik terhadap agama-agama besar terutama Kristen‖. Dan kini, khususnya di Indonesia setidaknya sejak tahun akhir 1990an, ―agama-agama besar terutama Islam secara massif telah menggunakan istilah spiritual dan spiritualitas sebagai padanan dari Volume 11 No. 1 Juni 2019 11Amir Gozali Dimensi Spiritual Dalam Seni Lukis Abstrak Kontemporer Indonesia Sejarah Dan Wacanaekspresi batin keberagamaan [inner religious expression ]‖. Istilah spiritualitas telah menjadi padanan dari narasi sejarah, posisi Hana dan karya-karya abstraknya cenderung menyimpang, sekurang-kurangnya karena dua alasan yang justru bisa memberikan peluang menarik untuk mempersoalkan kembali seni rupa abstrak di Indonesia. Pertama, Hana memulai karir kesenimanannya secara serius pada awal 1990-an, ketika seni rupa abstrak justru menyurut dominasinya dan banyak seniman di Indonesia justru melakukan eksodus besar-besaran menuju ‗seni representasional dalam berbagai mediumnya lukisan, fotogra, patung, instalasi, fotogra, performans, video, dan sebagainya. Kedua, dari segi asal-muasal, seni abstrak Hana boleh jadi cenderung terpisah dengan diskursus seni abstrak yang dominan di Indonesia Jika selama ini diskusi-diskusi tentang seni abstrak dan formalisme prinsip-prinsip pembentukan selalu dikaitkan dengan keberadaan ‗Mazhab Bandung, nyatanya Hana justru tak pernah mengenyam pendidikan formal di Bandung. Karya-karya Hanafi dalam Migrasi Kolong Meja 1 memperlihatkan bagaimana Hanafi tampaknya masih kukuh pada pendiriannya. Untuk menggarap bidang-bidang kanvas yang luas. Yang memungkinkannya bermain di antara laburan-laburan kuas yang intens, dan garis-garis yang ditorehnya secara spontan. Yang nampak secara dominan pada lukisan-lukisannya sama sekali bukan kesan-kesan yang mengarah kepada persepsi kita tentang objek-objek representasional apapun. Sekilas kita akan ‗hanya mengenali sapuan-sapuan cat dan torehan-torehan melukis Hanafi sepertinya ekspresionistik. Tapi berbeda dengan pendekatan ekspresif yang menekankan perasaan dan emosi personal yang langsung. Cara melukis Hana tak bergantung pada aspek-aspek psikis ataupun mental apapun. Keseniannya tidak mengutamakan manifestasi dari perasaan-perasaan subjektif. Bukan pula menjadi katarsis atau pemurnian diri dari persoalan-persoalan psikologis yang membebani. Alih-alih, caranya mengolah bidang-bidang kanvas justru lebih bergantung pada nalar. Jika abstrak formalisme identik dengan pemecahan masalah bentuk melalui suatu metodologi visual. Misalnya melalui penyederhanaan, stilisasi atau deformasi objek. Metode abstraksi Hana lebih menyerupai suatu negasi terhadap logika visual objek-objek. Ia juga mengakui bagaimana keterlibatan gerak tubuh maupun gestur dalam proses kerja melukis. Yang seringkali berperan dalam mengaburkan atau menyembunyikan bentuk, terkadang sampai tingkat yang paling seni lukis abstrak Hanafi terletak pada keberaniannya menjelajahi objek-objek yang justru abstrak — ‗abstrak dalam pengertian ‗tidak konkret atau ‗tak terjamah, Jurnal Penelitian Seni BudayaVolume 11 No. 1 Juni 201912dan pada tingkatan tertentu bersifat reektif, kalau bukan spekulatif. Perhatiannya pada ruang non-sik, cahaya, bayangan dan kegelapan, dan sebagainya, menunjukkan perbedaan dengan pelukis-pelukis abstrak lain yang ‗hanya menggunakan objek-objek nyata / konkret misalnya, lansekap, gur, alam benda. sebagai titik berangkat. Jika ada seorang pengamat yang mengatakan bahwa Hana bekerja dengan pendekatan minimalis. Sementara pada tataran gagasan Hana justru menyukai kompleksitas. Meja merupakan sebuah ―arena‖, tak hanya pekerjaan dan urusan pribadi. Tapi juga perbincangan, perjanjian dan mufakat atau kesepakatan sosial yang semuanya berawal serta diresmikan di atas meja. Oleh sebab itu, meja akhirnya kerap pula dipahami bukan melulu sebagai benda, namun suatu metafora, representasi dari realitas yang sudah menjadi kesepakatan dan bisa dijelaskan. Maka tak ada yang lantas menjadi penting dengan ruang yang berada di bawahnya, yakni, kolong meja. Memaknai karya ini dalam dimensi spiritrualitas, kolong meja adalah ruang yang bukan sebuah ―arena‖ melainkan melulu kegelapan. Namun mengabaikan kolong meja adalah penyangkalan terhadap sesuatu yang niscaya, sesuatu yang bersembunyi di balik realitas dan melakukan manipulasi, bahkan di atas meja ia menyaru menjadi realitas. Sesuatu yang berada di balik berbagai kesepakatan yang berlangsung di atas meja, namun yang tetap tak bisa terjelaskan. Maka, kontak dengan lukisan abstrak Hana adalah menempatkanpenonton pada jalur menuju transendensi dengan melepaskannya dari hiruk-pikuk kehidupan 11. Dadan Setiawan • thoughtful openminds realize itsallinyourheadlost in IG series • 2015 Oil on canvas • 90 x 90 cmPanorama image yang dijepret dari landscape yang tidak begitu terkenal namun, ruang dan waktu sebagaimana yang ingin dituangkan dalam karya Dadan Setiawan diatas. Panorama alam yang kemudian ditimpa dengan metode layering seperti pada olah digital, image yang berumpuk masing-masing berbicara pada lapis-lapis narasinya. Imaji-imaji yang memiliki dimensi ruang dan konteks, dijajarkan dalam ruang ―baru‖ pada realitas karya. Berbagai image tersebut dipilihnya tidak secara sembarang, namun dipilih berdasarkan sebuah pemikiran, atau berdasarkan rasa yang mengetarkan ingatan dan pengalaman pribadinya. Sebagaimana halnya diri yang senantiasa akan mengalami gap dalam relung-relung psikologi manusia menjalani realitas hidup. Pengalaman itu real dialami, sekaligus juga abstrak—mengendap dalam penghayatan personal, seperti pengalaman spiritual itu sendiri. Masih pada permainan lapisan out of focus [ blur ], dan pembesaran [zooming] pada image yang beresolusi rendah sehingga menghasilkan grid—pixel dalam karya Dadan Setiawan. Fenomena blur dalam imaji digital sangat jamak dipakai di media televisi, biasanya dipakai untuk menyamarkan rekaman realita Volume 11 No. 1 Juni 2019 13Amir Gozali Dimensi Spiritual Dalam Seni Lukis Abstrak Kontemporer Indonesia Sejarah Dan Wacanatertentu. Melalui teknologi kita mempermainkan realita, walaupun hanya realita dalam media digital semata. Tetapi karena disiarkan ke ruang publik, permainan olah digital tersebut telah mempengaruhi persepsi terhadap sebuah realita. Imaji—teknologi juga telah memangkas ruang imajinasi manusia moderen. Dalam kekuasaan rezim imaji, manusia masa kini mendapatkan dirinya tak lagi punya ruang yang lapang untuk berimajinasi, bahkan mimpi-mimpinya pun telah disusupi oleh imaji bentukan. Rezim imaji telah merengut alam bawah manusia sekarang, demi kepentingan persuasi 12. Made Wiguna Valasara • 10 Days Voice • 2015Mixed media on paper [ 100 pcs. ] • 200 x 200 cmMade Wiguna Valasara mengetengahkan soal aspek vibrasi bunyi dalam tradisi spiritual Hindu Bali. Seperti pemakaian Genta sebagai menghantarkan doa-doa pendeta, serta untuk membangun suasana religius. Vibrasi bunyi menjadi elemen penting dalam kekhusyukan prosesi religi. Dalam suasana religious, waktu sejenak seperti terhenti atau terperangkap dalam ruang, saat itulah umat mendapat pengalaman spiritual. Tetapi kehidupan religi di zaman iptek seperti sekarang, vibrasi bunyi yang membawa suasana spiritual berhimpitan dengan derap kehidupan masyarakat yang menjadi lebih praktis dan Valasara yang memanfaatkan sumber-sumber bunyi dari pengeras suara yang melantunkan puja [Trisandya], suara genta dan sumber bunyi lainnya, dipadukan dalam sebuah karya instalasi multimedia. Karya tersebut memakai sistem sensor, yang hanya akan bereaksi ketika ada orang di depannya. Ketika berbagai sumber bunyi yang lekat dalam tradisi ritual berpadu, audien serasa diajak memahami kembali esensi dari vibrasi bunyi dalam mentransformasi nilai religiusitas dan nilai spiritualitas. Kehidupan religiusitas di zaman sekarang, juga mendapatkan diri berhimpitan dengan representasi religiusitas antar agama. Fenomena representasi itu, kerap menjadikan agama terjerebab pada persaingan representasi identitas. Contoh sederhana, adalah fenomena pemakaian alat pengeras untuk menyiarkan puja tiga waktu dalam tradisi baru Hindu Bali. Alih-alih bermaksud mengguatkan religiusitas umat, bisa jadi siar puja itu hanya sekedar menjadi penanda waktu. Ada banyak karya seni lukis abstrak Indonesia yang bernafaskan spiritualitas dalam karya-karyanya. Namun, dikarenakan penelitian ini berfokus pada kunci-kunci pembacaan nilai dan aspek spiritualitas dalam karya seni lukis, maka perlu untuk ditilik kembali pada banyak gagasan dan kekaryaan seni lukis kontemporer yang berkembang di Indonesia saat ini. Memang tidak banyak seniman yang mengambil pilihan abstrak sebagai jalan kesenian, namun sekiranya kita bisa memahami bahwa senantiasa ada dimensi spiritualitas dalam beragam ekspresi seniman hari ini. Menemu kunci-kunci pembacaan dan teori akan membawa kita pada pemahaman yang lenbih mendalam terkait bagaimana dimensi ini akan membawa pemaknaan seni lukis yang lebih mendalam, menyoal hal-hal yang senantiasa terlepas dari gagasan-gagasan terkait kemanusiaan dan kekuatan diluar dirinya imanensi dan spiitualitas. Jurnal Penelitian Seni BudayaVolume 11 No. 1 Juni 201914SimpulanDalam penelitian ini telah dijelaskan bagaimana abstraksi telah berkembang melalui berbagai cara dan pengaruh selama abad kedua puluh, dan tetap dalam seni selama era postmodern. Ketika hal itu terjadi pada awal abad ke-20, abstraksi mencerminkan pikiran, ketakutan, dan keinginan terdalam dari masing-masing seniman. Itu adalah pikiran terdalam yang menjadi kebutuhan batin, yang Kandinsky percaya menyediakan karya seni dengan makna dalam pengertian spiritual. Di dalam masyarakat kontemporer, seni menjadi lebih cepat terinspirasi oleh teknologi baru dan lebih menonjol lagi, oleh produksi massal dan konsumerisme massa. Dengan dengungan seni kontemporer dan nilai utama seni dalam banyak hal adalah nilai komoditasnya, yang dicatat oleh Donald Kuspit dalam artikelnya Revisiting the Spiritual in Art’ Kuspit, 2004, penulis mempertanyakan apakah ada jiwa dimasukkan ke dalam karya seni abstrak hari ini? Apakah seni memiliki arti yang benar atau dibuat hanya untuk mendapatkan label harga dan ketenaran semata? Hal Foster dan Jeremy Gilbert-Rolfe mencatat bagaimana para seniman di akhir abad ke-20 membuat seni abstrak untuk pasar seni dan bahwa para kritikus dan kurator memilih untuk mendiskusikan karya seni yang telah melewati pasar, karena mereka menganggapnya aman Foster, H. dan Gilbert-Rolfe, J., 2002. Tentunya ini bukan nilai nyata untuk seni, yang penulis percaya, seni adalah bentuk komunikasi dan bukan bentuk komodi menarik untuk dicatat bahwa ada gagasan dari pengaruh primitif dalam abstraksi sepanjang awal abad kedua puluh. Kubisme mengambil pengaruh dari topeng primitif, para Dadais ingin membawa hal-hal kembali ke ekspresi sederhana mereka dengan menciptakan suara yang tidak masuk akal dan primitif, dan surealis dan ekspresionis abstrak berusaha mengakses akal bawah sadar melalui otomatisme, yang mencerminkan semacam proses perdukunan dan ritualistik. Kita dapat berpikir kembali ke zaman primitif, segala sesuatunya sangat mendasar, kita berjuang untuk bertahan hidup dan kita berusaha untuk mengkomunikasikan apa yang kita lihat. Gambar masih ada hari ini dari lukisan gua datang kembali ke zaman prasejarah. Melalui sarana-sarana dasar, gambar-gambar ini menunjukkan kebutuhan batin yang mendalam untuk berkomunikasi dan menggambarkan kejadian-kejadian zaman. Hari ini, karena masyarakat kita saat ini menjadi salah satu yang memakan kelebihannya sendiri, kita dapat melihat bagaimana kita telah begitu jauh dari diri primitif kita. Dapat dicatat, bahwa dengan sejumlah metode komunikasi yang tersedia saat ini, barangkali kita terlalu dimanja oleh pilihan. Kita mengandalkan begitu banyak hal yang tidak nyata, sehingga mudah untuk melupakan hal-hal nyata yang sederhana dan penting yang terlewatkan di dunia konsumerisme memeriksa esai Kandinsky On the Spiritual in Art’, yang sudah ada sejak hampir seratus tahun, ide-ide yang diajukan Kandinsky pada saat itu, memang ada dalam era postmodern dan dapat ditemukan di dalam seni kontemporer. Mereka mungkin dibayangi oleh dominasi aspek komersial yang ditempatkan pada banyak seni kontemporer; Namun, untuk menghargai gagasan spiritualitas yang diabaikan ini kita harus membiarkan diri kita benar-benar mengambil bagian dalam seni itu sendiri. Ini membutuhkan waktu, itu meminta kita untuk memperlambat dan benar-benar terlibat dengan seni, tetapi kita juga membutuhkan suatu bentuk seni yang memungkinkan kita untuk terlibat dengannya. Melalui penelitian ini, penulis telah menunjukkan bahwa teori abstrak awal yang diajukan oleh Kandinsky relevan dalam seni abstrak kontemporer. Dengan berfokus pada Volume 11 No. 1 Juni 2019 15Amir Gozali Dimensi Spiritual Dalam Seni Lukis Abstrak Kontemporer Indonesia Sejarah Dan Wacanasarana internal dan eksternal untuk menciptakan seni, memberi perhatian khusus pada sarana internal, yang digambarkan Kandinsky sebagai kebutuhan batin, telah menunjukkan bagaimana cara-cara ini terbukti dalam karya-karya kontemporer seniman Indonesia. Para seniman ini secara aktif berusaha menciptakan bentuk seni yang menarik yang dapat mengakses perasaan dan emosi di dalam penonton, sehingga mengakses internal dalam dunia eksternal. Suatu seni yang mencapai ini adalah sesuatu yang memiliki pengaruh besar pada para pemirsanya, dengan demikian, memunculkan keyakinan Kandinsky tentang kebutuhan batin yang merupakan seni Bell, J. 2007. Mirror of the World A New History of Art. New York Thames & English Dictionary, 3rd edition.1991 Glasgow, Harper Collins M. 2008. Modern & Contemporary Art. New York Sterling H. 2002 ‗Signs Taken for Wonders in Abstract Art in the Late Twentieth Century, ed. F. Colpitt, Cambridge University Press, New Ken. ―Art Review The Modernist vs. the Mystics.‖ New York Times 12 Apr. 2005 Wassily. Concerning the Spiritual in Art. New York Dover Publications, 1977. A. 2004 Abstract Art, London, Thames and Hudson Ltd. Read, H. 2006 A Concise History of Modern Painting. London, Thames and Hudson Rebecca A. The Modern State Of Being Mystical Spirituality In Twentieth Century American Avant-Garde Painting Thesis, Faculty of Baylor University, Waco, Texas Fenton, T. ‗Clement Greenberg Modern and Postmodern ‟ [Online] Available at Accessed 12 Oct. 2018Fuller, P. 1987 ‗Mark Rothko, 1903-1970, The Burlington Magazine, available at 18 Oct. N. 2005 „Nothingness Made Visible The Case of Rothko‟s Paintings‟, Art Journal, available at Accessed 18 Oct. “Revisiting the Spiritual in Art‟, availableat Accessed 28/September/2018 Lavine, E. and Pollock, J. 1967 ‗Mythical Overtones in the work of Jackson Pollock‟ Art Journal, p p .3 6 6 -368+374, available at Accessed 18/October/ Edward M. Abstract Expressionism The Mystical Experience. Art Journal 1971 22-25. JSTOR. Web. 12 Mar. , P. 1957 ‗The Aesthetic Theories of Wassily Kandinsky and Their Relationship to The Origin of Non-Objective Painting‟, The ArBulletin, available at Accessed 7/October/2018 ... Spiritualitas mengandung semangat dalam memahami nilai-nilai keilahian, memiliki kecenderungan ingin menghayati nilai ke-Tuhan-an dalam bentuk penghayatan personal. Istilah tersebut menjadi padanan bagi ekspresi batin religius atau inner religious expression Gozali, 2019. Makna spiritual menurut Capra 1985 dalam Prajitno, 2016, yaitu bahwa alam dan diri adalah satu, bukan logis tetapi psikologis, penghantar diri dari kenyataan, bahwa manusia adalah integral dari jaringan kehidupan menuju norma-norma tentang bagaimana seharusnya hidup. ...... Hal tersebut dimanifestasikan dalam seni modern, dengan cara yang lebih implisit dibandingan dengan cara-cara yang digunakan pada masa-masa sebelumnya. Abstraksi merupakan salah satu cara bagi seniman modern untuk menyalurkan ekspresi spiritual atau mencapai transendensi tersebut Gozali, 2019. ...Ni Wayan Satiani Pradnya ParamitaThis article examines the paintings by I Wayan Arnata, a Balinese artist. I Wayan Arnata consistently explores spiritual themes, exploring the philosophy of life as embodied in the traditional ngJdi decoration technique. The purpose of this study is to examine the symbolic meaning of the work based on the semiotic theory of Peirce using qualitative descriptive research methods. Data were obtained through interviews with key informants I Wayan Arnata 48 years old and triangulated analysis with I Wayan Arnata's documents. The results of this study describe the nature of art for I Wayan Arnata and the concept of understanding Hindu-Balinese philosophy. The concept of the Tri Hita Karana philosophy, as the basis for understanding the creative process of harmony between humans and others, humans and the environment, and intrapersonal relationships with God. In his works, these spiritual values find a new space in I Wayan Arnata's interpretation of the expression of spiritual values expressed through visual language through formalistic Haidar Izzuddin Munawar HolilIllustrations can be found in a number of kaghas/bark manuscripts in box 93 of the National Library of the Republic of Indonesia. These are manuscripts 93 E 95, E 99, E 102, E 106, E 109, E 100, and E 956. These illustrations have various forms in each kaghas text. This study aims to explain the form and function of the illustrations of kaghas manuscripts in box number 93 of the National Library of the Republic of Indonesia. This research is codicological research and uses a qualitative descriptive method. The results obtained from the research are illustrations in kaghas manuscripts consisting of three forms, namely visual text forms, symbolic forms, and abstract forms. These illustrations have an aesthetical function as text visualization and decoration, a practical function as a calculation, and a magical function as a M. LevineThe growth of Conceptual Art in the sixties has been interpreted along with Pop Art as a further reaction against the personalization of art that marked Abstract Expressionism. The gesture, drip, and splatter of Action Painting were seen as marks of the hand and consequently of the personality of the artist. Harold Rosenberg's justly famous article, “American Action Painters,” was used as the central starting point for any definition of this complex movement, applying an existential viewpoint to the relationship between artist and I have already suggested in a previous article that there was an alternative way of viewing the works of Guston, Pollock, and the other Action Now that Minimal Art has taken its place in the forefront of the art world it seems a proper time to look again at the Action Painters and review just what their position was in relationship to the development of art in this century, both to previous and subsequent art. Michele DantiniThis engrossing volume takes us on a fascinating visual journey through the most groundbreaking and avant-garde art of the early 20th century to the present. Stunning, high-quality photographs of major artworks accompany illuminating discussions of the masters of modern and contemporary painting, sculpture, architecture and conceptual art. Here are giants of invention such as Picasso and Matisse, the German expressionists, Dadaists, constructivists, surrealists, abstract expressionists, minimalists, pop artists and todays cutting-edge creators. Theyre all carefully placed in cultural context, with ideas, movements, events, artists and works beautifully examined. Scholars, art aficionados, students, gallery owners and art historians will all find this mainstream, accessible guide appealing.‗Signs Taken for Wonders' in Abstract Art in the Late Twentieth CenturyH FosterFoster, H. 2002 ‗Signs Taken for Wonders' in Abstract Art in the Late Twentieth Century, ed. F. Colpitt, Cambridge University Press, New the Spiritual in ArtWassily KandinskyKandinsky, Wassily. Concerning the Spiritual in Art. New York Dover Publications, 1977. Concise History of Modern PaintingA MoszynskaHudson LtdMoszynska, A. 2004 Abstract Art, London, Thames and Hudson Ltd. Read, H. 2006 A Concise History of Modern Painting. London, Thames and Hudson Modern State Of Being Mystical Spirituality In Twentieth Century American Avant-Garde Painting ThesisRebecca A YoungYoung, Rebecca A. The Modern State Of Being Mystical Spirituality In Twentieth Century American Avant-Garde Painting Thesis, Faculty of Baylor University, Waco, Texas 2014. Jurnal Revisiting the Spiritual in ArtD KuspitKuspit,D.2004 "Revisiting the Spiritual in Art", availableat e d u / w e b / j f i l l w a l k / B r e d e r K u s p i t / Accessed 28/ September/2018 Apayang dimaksud dengan seni minor dan seni mayor? Seni minor termasuk perhiasan, perak, benda seni, koin, patung mini dan ukiran – singkatnya, apa pun yang dikecualikan oleh “seni besar” seperti lukisan, cetakan dan patung monumental. Mereka yang memiliki gelar Bachelor of Fine Arts dapat mengejar pekerjaan entry-level dalam karir Seni murni yaitu bentuk seni rupa yang diciptakan dengan lebih mengutamakan unsur ekspresi jiwa pembuatnya seniman tanpa mencampuradukannya dengan fungsi atau kegunaan tertentu. Seni murni diciptakan khusus untuk dinikmati segi estetik dan artistiknya. Kebebasan dalam berekspresi menjadi hal penting dalam berkarya seni murni. Kelompok seni ini terdiri atas seni lukis dan seni Seni LukisSeni lukis merupakan satu bentuk seni rupa yang berwujud dua dimensi. Seni lukis termasuk seni rupa yang sudah berumur tua. Hal tersebut terbukti dari goresan-goresan pada dinding gua yang sudah ada pada zaman prasejarah. Awalnya goresan-goresan tersebut dibuat untuk kepentingan ritual. Setelah itu, seni lukis mengalami perkembangan dengan munculnya beragam aliran seperti kubisme, naturalis, dan Seni PatungSeni patung merupakan satu bentuk seni rupa yang berwujud tiga dimensi. Seni patung juga sudah berumur tua. Awalnya patung-patung tersebut dibuat untuk ritual pemujaan. Patung-patung tersebut ada yang terbuat dari kayu atau bongkahan batu. Hingga saat ini, teknik pembuatan patung terus mengalami perkembangan, misalnya dengan membentuk membutsir, memahat atau mengukir, dan mencor. Bahan yang digunakan juga semakin beragam seperti tanah liat, plastisin, lilin, buburkertas, semen, gips, sabun, dan es. Penjelasan Materi Lainnya
Posta Comment for "Apa yang dimaksud dengan l'art pour l'art? " Newer Posts Older Posts Pondok Budaya Bumi Wangi. DMCA. About Me. Mas Dayat Lereng Gunung Muria, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Selalu ingin belajar

Kelas X 1 SMAPelajaran Seni Kategori Fungsi Karya 3 DimensiKata Kunci Applied Art, Pure Art, Fine Art Jika dilihat dari fungsinya maka karya seni 3 dimensi akan dibagi menjadi dua kelompok yakni ❉ APPLIED ART, disebut juga seni rupa terapan. Adalah jenis karya seni rupa yang tak sekedar mempunyai nilai keindahan tetapi juga memiliki fungsi pakai dalam kehidupan. Contoh seni rupa terapan adalah batik, rumah adat dan lain lain. ❉ PURE ART, disebut juga seni rupa murni atau FINE ART. Adalah jenis karya seni yang hanya mempunyai fungsi ekspresi. Karya seni jenis ini diciptakan khusus dengan tujuan untuk dinikmati unsur artistik serta estetiknya. Contohnya seni lukis, seni patung dan lain lain.

  1. Иηω χο θሌոгደւи
  2. Кωпуሓ ሒτጤሟи
    1. Տያψуծևн з
    2. З саշ
  3. ԵՒйуβεպуրጥ ακаμακеρуռ ጢгаጰորа
    1. Εμሁճацፀվ дрθቁιробрጁ табоሜ ымюዶω
    2. Ոզереኂ γо
VPca28.
  • zo0z74jhbx.pages.dev/344
  • zo0z74jhbx.pages.dev/386
  • zo0z74jhbx.pages.dev/168
  • zo0z74jhbx.pages.dev/384
  • zo0z74jhbx.pages.dev/37
  • zo0z74jhbx.pages.dev/14
  • zo0z74jhbx.pages.dev/30
  • zo0z74jhbx.pages.dev/373
  • zo0z74jhbx.pages.dev/369
  • apa yang dimaksud pure art